<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d12039567\x26blogName\x3dMuslimKL+Weblog\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://muslimkl.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://muslimkl.blogspot.com/\x26vt\x3d-3852857770836533952', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Saturday, April 09, 2005

Dilarang Mendekati Setan

(Tulisan Asli dari akang Yudi Rosandi)

Ihwatul-Iman Rahimakumullah (Saudaraku seiman yang
(semoga) disayangi Allah),


Selain kita, manusia, Allah menciptakan mahluk-mahluk lain. Dia menyeru kita dalam Al-Quran, tersirat maupun tersurat, untuk mempelajari dan mengenali mereka (mahluk ~ ciptaan Allah) semua. Baik yang hidup(bernyawa), ataupun yang mati. Pernyataan ini jelas.Sepertinya dengan mudah dapat difahami.

Difahami pula bahwa untuk mengenal sesuatu diperlukan ilmu pengetahuan. Bukan hanya persangkaan-persangkaan,dan perkiraan semata. Inilah kelebihan manusia dari
mahluk lain. Dan, inilah rupanya alasan mengapa Allah memilih kita untuk menjadi khalifah dimuka bumi [1].

Dalam buku-buku pelajaran islam, bab-bab pertama,sering kali diawali dengan "Mengenal Allah", "Mengenal Mahluk", dan biasanya secara khusus "Mengenal Manusia".Seringkali penulis merasa tergelitik dengan pertanyaan: "kok tidak ada mengenal syaithan ya???" (dalam bahasa kita, setan).


Biasanya pula, kita cukup dengan rambu-rambu peringatan: "DILARANG MENDEKATI SETAN!".

Definisi umum: setan adalah mahluk allah yang tidak baik kelakuannya. Membuat orang celaka. Mengajak ke jalan sesat, dst, dst...

Definisi keliru: setan itu yang suka gentayangan. Suka nungguin di jalan sepi. Menakutkan. Menghantui, dst,.... Akhirnya sampai pada yang justru menyesatkan (pendapat orang) ada setan baik dan ada setan jahat, seperti versi dalam sinetron.
Definisi kedua inilah mungkin contoh dari "lupa"-nya orang-orang islam untuk menggunakan ilmu pengetahuan untuk mengenal mahluk Allah. Sehingga digunakanlah persangkaan dan kira-kira untuk mendefinisikan. Akhirnya justru pendapatnya ini menyesatkan, yang notabene, memiliki sifat yang sama dengan setan itu sendiri.


Mari mengenal setan
-------------------

Mengenal bisa diartikan sebagai: mengetahui sifat-sifat dari objek yang kita amati. Mengetahui hanya nama dan rupa saja dari seseorang tidak dapat dikatakan mengenal.

Allah menyeru kita untuk menjauhi langkah-langkah setan karena dia adalah musuh yang nyata dalam hidup kita[2]. Disinilah sebenarnya, kita harus mulai berhati-hati. Karena, bagaimana dapat menjauhi setan dan menganggap dia musuh, seandainya kita tidakmengenal, atau bahkan tidak tahu.

Disini pulalah, kita harus mulai menyusun "strategi perang" untuk menghadapi musuh. Akan tetapi, tentu saja, bagaimana strategi perang terhadap setan dapat disusun andaikata kita tidak kenali? Ini bagaikan serdadu yang tidak mengenal medan perang, dan tidaktahu 'bentuk' musuhnya seperti apa. Hati-hati!! bisa salah tembak nanti!!

Seperti halnya malaikat, dalam islam tidak ada keterangan tentang 'rupa' untuk setan ini. Islam tidak mendefinisikan setan sebagai mahluk kecil, merah,bertanduk, berekor, bertaring, bawa tombak, seperti gambaran orang nasrani. Tidak pula seperti gambaran mengerikan dalam sinetron dan film horor.

Al-Quran memberi gambaran terhadap setan melalui sifat-sifat dan pekerjaan-pekerjaannya. Dan memang ternyata setan ini adalah 'sifat-sifat' itu sendiri. Bisa jadi ada dalam diri manusia, atau dalam jin [3].


Sifat-sifat dasar setan
-----------------------
Penulis akan sedikit mengajak pembaca (anda, tentunya) untuk mentadaburi (mengenal) setan dari keteranganAllah atas penciptaan iblis ('bapak' dari setan) [4]. Ketika Allah menciptakan Adam ('bapak' dari manusia) dan mengutusnya sebagai khalifah di muka bumi. Iblis
mengajukan keberatan, karena dia merasa lebih baik dari manusia. Mengapa? Karena dia diciptakan dari "API" (naar) sedangkan manusia dari tanah.

Jika setan itu diciptakan dari api, maka tentu saja sifat-sifat api akan melekat padanya. Apakah itu? Mari kita coba merinci.

a. Pandangan fisik
------------------
Tidak sama dengan cahaya (nuur;foton), api _bukan_merupakan zat, partikel, atau materi khusus. Api dihasilkan dari proses pembakaran, dan diakibatkan
dari tereksitasinya partikel-partikel.
Pada dasarnya semua materi dapat menjadi api. Sehingga api tidak dapat didefinisikan sebagai zat khusus, melainkan sebagai 'keadaan' (fasa, status) dari materi. Yang terihat menyala-nyala oleh kita pada api, bukanlah api itu sendiri melainkan cahaya yang
dipancarkan oleh proses ini.

Untuk membakar, dan mengawali adanya api, orang harus memberi temperatur tinggi. Pada keadaan ini materi akan terurai menjadi partikel-partikel pembentuknya, berupa ion-ion. Berdasarkan ini pula penulis ingin memandang api sebagai materi pada temperatur tinggi seperti diatas.

Fisikawan mendefinisikan materi pada temperatur sangat tinggi sebagai fasa ke empat yang disebut fasa plasma (setelah padat, cair, dan gas). Pada fasa plasma, materi terpisah menjadi ion-ion, yang merupakan partikel-partikel bermuatan.

Karena partikel-partikel ini bermuatan, maka mereka dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet.
Sehingga, kita dapat menolak atau menarik partikel-partikel ini sesuai kehendak, dengan jalan memainkan'polaritas' dan 'besar' medan-medan tadi [5].

Hal ini sangat berbeda dengan cahaya (foton), karena cahaya tidak terpengaruh oleh medan diatas. Ini karena cahaya tidak bermuatan. Al-Quran, dengan cantik dan ajaib menjelaskan mengenai cahaya [6].

b. Pandangan metafisik
----------------------
Dari uraian diatas, dapat kita korelasikan pandangankita terhadap setan dengan sifat-sifat api (definisi plasma).

Jika api itu hanya merupakan 'sifat' materi pada keadaan tertentu, dan _bukan_ materi itu sendiri, maka setan dapat pula berada pada siapa pun, dan apa pun. Setan bisa ada pada diri manusia, pada benda, dan tentu saja pada jin [3]. Bisa pada diri kita, istri kita, anak kita, dan harta kita [7]. Semua bisa menjadi setan dalam keadaan khusus.

Jika api itu dapat dibelokan dan ditolak dengan mengatur medan, maka setan pula dapat ditolak atau ditarik sekehendak manusia, dengan mengatur medan pada dirinya. Dengan kata lain, manusia itu sendirilah yang dapat menghadirkan setan pada dirinya, dan manusia itu sendiri pulalah yang dapat menghilangkan pengaruh setan dari dirinya [8].

Hal ini berbeda dengan kehadiran malaikat pada diri kita. Malaikat (Nuur ilahi, cahaya Allah) dapat datang pada siapa pun, yang dikehendaki Allah. Sejahat apa pun manusia, jika Allah menghendaki "cahaya"nya mencapai hati manusia tersebut, medan-medan yang ada pada diri manusia tidak dapat menghalanginya.

Api terjadi pada temperatur tinggi, begitu pula setan. Manusia bisa saja menjadi setan pada saat tidak dapat mengendalikan nafsu dan emosinya. Sehingga orang yang temperamen tinggi, amarah besar, dan tidak dapat mengendalikan nafsu, sangat dekat dengan sifat-sifat setan. Makanya Rasulullah memerintahkan kita untuk meredam kemarahan sedapat mungkin.

Sebagai contoh, inilah mungkin yang dimaksud dengan "membelenggu setan pada bulan Ramadhan". Sebenarnya yang membelenggu setan adalah diri-diri kita (muslim yang berpuasa), karena telah berusaha mengendalikan hawa nafsu. Atau dapat dikatakan mengendalikan
temperatur pada diri kita.
Hawa nafsu disini bukan hanya nafsu amarah, akan tetapi segala macam hawa nafsu. Nafsu makan sekalipun, seandainya tidak terkendali dapat pula menjadi sifat setan.

Api itu tidak merugikan dan berbahaya selama keberadaannya terkendalikan.
Begitu pula dengan nafsu bukan harus dibunuh dan dihilangkan dari hidup kita, akan tetapi harus
dikendalikan sehingga manjadi nafsu yang bermanfaat dan di-ridlo-i Allah (An-nafsun mutma'inah).


Penutup
-------
Sesuatu itu akan memiliki sifat sesuai dengan 'dari apa' ia diciptakan.

Wallahu'alam bisshowwab.

Yudi Rosandi

Literatur
---------

Sebagian dari beberapa rujukan:

[1] Al-Quran surat Al-Baqarah 30-33;
tentang penunjukan Adam sebagai khalifah
[2] Al-Quran surat Al-Baqarah 168, 208;
bahwa syetan itu musuh manusia yang nyata
[3] Al-Quran surat An-naas,
setan itu terdiri dari jin dan manusia
[4] Al-Quran surat Al-A'raaf 11-12; As-shaad 75-76
iblis merasa lebih tinggi derajatnya dari manusia
[5] Buku pelajaran fisika
apa saja tentang Listrik-Magnet
[6]
http://www.speed-light.info/angels_speed_of_light.htm,
coba kunjungi. Sangat menarik.
[7] Al-Quran surat Al-Israa' 63-64,
setan ber janji akan bersekutu dengan harta dan
anak manusia.
[8] Al-Quran surat As-Shaad 82-83